Edukasi

Kualitas Guru di Indonesia: Tantangan dan Harapan Peningkatan Kompetensi

Kualitas guru memegang peranan sentral dalam menentukan keberhasilan sistem pendidikan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya peningkatan kualitas guru terus menjadi perhatian utama, meskipun masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Dari pemerataan kompetensi hingga adaptasi terhadap metode pembelajaran modern, perjalanan menuju pendidikan yang lebih baik sangat bergantung pada kapabilitas para pendidiknya.

Salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan kualitas guru adalah disparitas kompetensi antara guru di perkotaan dan di daerah terpencil. Guru-guru di daerah terpencil seringkali menghadapi keterbatasan akses terhadap pelatihan, sumber daya pendidikan, dan fasilitas penunjang yang memadai. Hal ini berdampak pada metode pengajaran dan hasil belajar siswa. Pemerintah telah berupaya mengatasi ini melalui program sertifikasi guru dan pelatihan berkelanjutan, namun implementasinya masih membutuhkan pengawasan dan evaluasi yang ketat. Pada tanggal 15 Mei 2025, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program “Guru Penggerak Angkatan ke-10”, yang bertujuan melatih dan memberdayakan guru-guru di berbagai wilayah, termasuk daerah 3T.

Selain itu, adaptasi guru terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan kurikulum baru juga menjadi tantangan modernisasi. Kurikulum Merdeka, misalnya, menuntut guru untuk lebih inovatif, fasilitatif, dan mampu mengembangkan potensi unik setiap siswa. Ini berarti guru harus terus belajar, tidak hanya tentang materi pelajaran, tetapi juga tentang pedagogi yang relevan dengan abad ke-21, seperti pembelajaran berbasis proyek, berpikir kritis, dan literasi digital. Sayangnya, tidak semua guru memiliki kesempatan atau fasilitas yang sama untuk mengikuti perkembangan ini. Sebuah survei independen yang dilakukan pada Januari 2025 oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Pendidikan menemukan bahwa sekitar 40% guru di pedesaan masih merasa kurang percaya diri dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.

Harapan untuk peningkatan kualitas guru terletak pada komitmen pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Peningkatan kesejahteraan guru, termasuk tunjangan profesi, adalah insentif penting agar profesi guru semakin diminati oleh talenta terbaik. Program pengembangan profesional berkelanjutan, workshop, dan pelatihan yang berbasis kebutuhan spesifik guru di berbagai daerah juga perlu digalakkan. Kolaborasi antara universitas, lembaga pelatihan, dan pemerintah daerah sangat krusial untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan profesionalisme guru.

Pada akhirnya, investasi pada kualitas guru adalah investasi paling fundamental bagi masa depan pendidikan Indonesia. Dengan guru-guru yang kompeten, inovatif, dan berdedikasi, kita dapat memastikan bahwa generasi penerus bangsa menerima pendidikan terbaik yang akan membekali mereka menghadapi tantangan masa depan.