Literasi Bencana: Fondasi Kesiapsiagaan Dini di Indonesia
Indonesia, dengan posisi geografisnya yang rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi, sangat memerlukan fondasi kesiapsiagaan yang kuat. Salah satu fondasi paling vital adalah Literasi Bencana. Membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan penanggulangan bencana adalah langkah krusial untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan. Literasi Bencana bukan hanya tentang mengetahui jenis-jenis bencana, tetapi juga memahami tindakan yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah kejadian.
Peningkatan Literasi Bencana di kalangan masyarakat harus dimulai sejak dini, bahkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Anak-anak dan remaja perlu dibekali dengan informasi yang akurat dan mudah dicerna mengenai potensi bahaya di sekitar mereka. Misalnya, di Sekolah Dasar Cerdas Mandiri, pada hari Selasa, 22 April 2025, Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan sesi edukasi interaktif tentang tanda-tanda awal gempa bumi dan cara melakukan evakuasi diri. Petugas BNPB, Ibu Fitriani, menjelaskan pentingnya memahami jalur evakuasi yang telah ditetapkan dan titik kumpul aman di lingkungan sekolah.
Selain di lingkungan pendidikan formal, kampanye Literasi Bencana juga perlu digencarkan melalui berbagai media dan platform komunitas. Media sosial, siaran televisi, dan pertemuan warga dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi penting. Sebagai contoh, setiap tanggal 13 setiap bulannya, aparat kepolisian dan tim relawan di tingkat kelurahan menyelenggarakan “Jumat Siaga Bencana” yang mengundang warga untuk berdiskusi tentang risiko lokal dan pembaruan informasi terkini dari BMKG. Acara ini memberikan kesempatan bagi warga untuk bertanya langsung dan mendapatkan klarifikasi, sehingga meningkatkan pemahaman mereka secara signifikan.
Pemerintah juga memiliki peran besar dalam memperkuat Literasi Bencana melalui kebijakan yang mendukung dan program-program yang berkelanjutan. Penyediaan akses informasi yang mudah dijangkau, seperti peta rawan bencana dan panduan darurat, adalah langkah penting. Pada awal tahun 2025, Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pemerintah daerah untuk menggalakkan sosialisasi “Desa Tangguh Bencana” yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat lokal. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat, Literasi Bencana akan menjadi pondasi kuat bagi kesiapsiagaan dini di seluruh Indonesia, menyelamatkan lebih banyak nyawa dan aset di masa depan.