beritaEdukasiPendidikan

Bakteri dan Enzim: Dalang Perubahan Kimia Saat Buah Mulai Rusak

Pernahkah Anda menyimpan pisang terlalu lama dan melihatnya berubah menjadi bintik-bintik cokelat, atau apel yang ditinggalkan di meja mulai melunak? Ini bukan kebetulan, melainkan hasil karya bakteri dan enzim. Mereka adalah dalang di balik perubahan kimia saat buah mulai rusak. Memahami sains di baliknya akan membuka wawasan Anda tentang proses alami yang mengubah makanan kita setelah panen, sebuah fenomena biologis yang terjadi setiap hari.

Saat buah dipetik dari pohon, proses kehidupan di dalamnya tidak serta merta berhenti. Buah masih “bernapas” dan melakukan aktivitas metabolisme. Namun, seiring waktu, pertahanan alami buah mulai melemah. Inilah saatnya mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, yang selalu ada di lingkungan, mulai mendapatkan celah untuk berkembang biak.

Bakteri dan jamur melepaskan berbagai jenis enzim ke permukaan buah. Enzim ini adalah protein khusus yang berfungsi sebagai katalis, mempercepat reaksi kimia. Mereka bekerja untuk memecah molekul-molekul kompleks dalam buah menjadi bentuk yang lebih sederhana, yang kemudian dapat digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan.

Salah satu enzim yang paling berperan adalah polifenol oksidase (PPO). Enzim ini bertanggung jawab atas pencoklatan enzimatik pada buah seperti apel atau pisang yang memar atau terbuka. Ketika sel-sel buah rusak, PPO bereaksi dengan senyawa fenolik dan oksigen, menghasilkan pigmen cokelat yang kita lihat.

Selain itu, enzim seperti pektinase mulai memecah pektin, zat yang memberikan kekakuan pada dinding sel buah. Ketika pektin terurai, struktur buah melunak dan menjadi lembek. Inilah sebabnya mengapa buah yang terlalu matang seringkali terasa mushy atau berair.

Bakteri juga mengubah gula dalam buah menjadi asam atau alkohol melalui fermentasi. Perubahan ini menghasilkan bau yang tidak sedap dan rasa asam yang menjadi ciri khas buah yang busuk. Proses ini merupakan pertanda bahwa buah sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Memahami peran bakteri dan enzim dalam kerusakan buah adalah kunci untuk memperpanjang umur simpannya dan mengurangi limbah makanan. Dengan mengendalikan suhu (pendinginan) atau membatasi paparan oksigen, kita dapat memperlambat aktivitas enzim dan pertumbuhan bakteri, menjaga buah tetap segar lebih lama. Ini adalah bukti bagaimana sains membantu kita mengelola makanan.