Pendekatan Seimbang Pendidikan Tinggi: Menjawab Tantangan UKT dan Aksesibilitas
Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi dilema krusial antara menjaga kualitas akademik dan memastikan aksesibilitas yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Tantangan utama yang sering menjadi sorotan adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan dampaknya terhadap kemampuan mahasiswa untuk melanjutkan studi. Artikel ini akan membahas pendekatan seimbang yang diperlukan untuk menjawab tantangan UKT dan meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Isu UKT telah menjadi perdebatan hangat, terutama setelah kenaikan biaya di beberapa perguruan tinggi. Banyak mahasiswa dan orang tua mengeluhkan beban finansial yang semakin berat, yang berpotensi menghalangi calon mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi berkualitas. Sebagai contoh, dalam audiensi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan pada hari Kamis, 15 Mei 2025, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, mereka menyampaikan aspirasi agar pemerintah dan pihak universitas dapat meninjau kembali kebijakan UKT dan mencari solusi yang lebih berpihak pada mahasiswa.
Mencari “jalan tengah” dalam penetapan UKT adalah krusial. Perguruan tinggi memerlukan dana yang memadai untuk menjaga dan meningkatkan kualitas fasilitas, sumber daya manusia, serta program studi. Namun, hal ini tidak boleh mengorbankan prinsip keadilan dan aksesibilitas. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah skema subsidi silang yang lebih efektif, di mana mahasiswa dari keluarga mampu membayar lebih tinggi untuk mensubsidi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Selain itu, pengembangan program beasiswa yang lebih luas dan transparan, baik dari pemerintah, pihak swasta, maupun alumni, dapat menjadi penopang bagi mahasiswa yang membutuhkan.
Peningkatan aksesibilitas juga tidak hanya terbatas pada aspek finansial. Ini juga mencakup perluasan jangkauan geografis dan diversifikasi jenis pendidikan tinggi. Pembangunan kampus-kampus baru di daerah terpencil, peningkatan kapasitas perguruan tinggi swasta yang berkualitas, serta pengembangan program studi daring (online) yang terakreditasi, adalah langkah-langkah penting. Pada sebuah seminar nasional tentang pemerataan pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya, pada tanggal 22 April 2025, Rektor Universitas tersebut, Prof. Dr. Siti Aminah, M.Ed., menekankan pentingnya inovasi dalam penyampaian materi pembelajaran untuk menjangkau lebih banyak calon mahasiswa.
Dengan pendekatan yang seimbang, yang mengedepankan kualitas tanpa mengabaikan aspek keadilan dan aksesibilitas, pendidikan tinggi di Indonesia dapat melahirkan generasi yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan global. Ini adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa. Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dan pihak swasta mutlak diperlukan untuk mewujudkan sistem pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas.